Rabu, 12 Januari 2011

KENANGAN AKHIR TAHUN

KENANGAN AKHIR TAHUN YANG MENYAKITKAN
Hari berganti malampun berlalu dan pagi kini menjelang, meski terasa begitu lelah dan capek tapi pagi ini terasa sangatlah indah karena dengan hati ikhlas kujalani hari-hariku ini, sekian detik dan menit berlalu akhirnya selesai semua pekerjaanku. Tanggal 31 Desember adalah hari yang kurasa sangatlah mengasyikkan sebuah akhir tahun dan hari tenang menjelang ujian akhir dikampusku. Dengan hati tanpa beban kusapa semua angin yang menyapaku, dan tanpa berfikir panjang ku mengajak kedua temanku untuk menghabiskan waktu dengan jalan-jalan kesimpang lima semarang. Dan setelah kesepakatan tercapai akhirnya kita berangkat bertiga. Alangkah senangnya hati ini sepanjang perjalanan kita bercakap-cakap hendak kemana? Bagaimana kalau pergi kematahari saja. Akhirnya semua setuju setelah perdebatan yang lama karena ada yang mengajak ke ADA ataupun JAVA tapi aku yang menolak karena aku udah pernah pergi kedua tempat tersebut. Setelah turun sampangan kita pindah angkot menuju simpang lima hingga akhirnya turun dekat matahari. Menjelang masuk hati gundah aku rasakan seperti tak percaya kita kesasar masuk sini, mau apa. Namun kami tetap melanjutkan untuk masuk dan sampailah didalam, hanya satu niat yang kami tuju yaitu mencari perlengkapan untuk laptopku, meski ditawari disuruh coba apapun kami tak tertarik kecuali pakaian. Sampai lantai 2 kami mencari alat elektronik namun bukan ini, bukan tempat yang kami tuju.Dalam suatu celah kami mencoba masuk, tapi pada saat itu ada bapak-bapak yang menawarkan hadiah untuk kami bertiga yaitu berupa jam dinding, kamipun diajaknya masuk disiapkan tempat duduk dan sebagainya. Kemuadian ada mbak-mbak yang member kami selamat telah mendapatkan kesempatan untuk memenangkan hadiah yang telah ditawarkan. Setelah panjang dan lebar dijelaskan kami disuruh tulis nama tanda tangan isi identitas dan sebagainya. Setelah itu tanpa kami sadari kami disuruh mengambil sebuah undian yang berisi hadiah untuk kita. Setelah undian diambil oleh salah satu teman kami, jantung kami tiba-tiba berdetak tak terhenti kami sadar bahwa uang sebanyak 3 ratus ribu sudah melayang dari tangan kami dan yang kami dapatkan hanya sebuah lampu belajar. Ya Allah… tapi mau bagaimana lagi kami sudah tidak bisa menuntut, dan dengan berat hati karena uang habis kami pun pergi dari tempat tersebut. Dalam perjalanan hati kami tak menentu, dan kami memutuskan pulang kekos kami di Al-Baa’its. Kami harus balik kanan tak ada apapun barang yang kami dapat dah hanyalah sebuah lampu uang kami habis. Seribu penyesalan terpancar dari wajah kami. Ternyata penipu lebih cerdik daripada kita, sebuah lampu belajar yang harganya hanya 30 ribu berhasil mereka tukar dengan 3 ratus ribu. Kenangan akhir tahun yang tak kan terlupakan dengan mudahnya tertipu sebagai seorang anak kos yang untuk apapun kita harus irit-irit dan irit Subkhanallah…… Sampai dikos kami mengurung diri dikamar dengan tujuan belajar pun tetap tak bisa masuk, hingga menjelang malam teman yang lain mengajar melihat konser bondan disimpang lima, serasa kami ini sudah trauma. Tapi dan hal yang terbaik yang saat itu kurasa pengalaman itu mahal dan mungkin ini teguran dari Allah kuharus hati-hati lugu tapi jangan terlalu lugu. Dan selalu ingat orang tua dirumah.
»»  READMORE...